Friday, April 24, 2009

Mengapa Harus Menjadi Pendengar Yang Baik Dahulu Sebelum Berdebat?

saya tertarik degan artikel yang ada di http://indonesia.siutao.com/tetesan/mengapa_menjadi_pendengar_sebelum_berdebat.php. dan ini lah isi artikel tersebut

Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyalurkan inspirasi manusia itu sendiri. Hubungan antar manusia dengan manusia di mana saja tidak luput menggunakan bahasa atau bicara. Oleh karena itu, tehnik dan kesenian berbahasa akan menunjukkan ke-intelektual-an seseorang. Pandai menggunakan bahasa yang indah dapat menimbulkan pendekatan atau keakraban bahkan kekaguman pada partner bicaranya.

Manusia merupakan makhluk sosial ( makhluk berkelompok), dia tidak bisa hidup menyendiri lepas dari ke-kelompok-annya. Setiap hari dia pasti ada hubungan atau kontak dengan orang lain, juga tidak luput untuk saling berbicara, berdebat, atau adu argumentasi. Maka dari itu diperlukan untuk mencari sesuatu teknik bicara yang baik bagi pembicara itu sendiri.

Kita berkumpul berbicara, tentu saling ingin menyalurkan pikiran, pendapat, inspirasi kepada partner bicara, supaya kawan bicara itu bisa menerimanya. Biasanya apabila sekelompok orang tersebut mempunyai kesamaan pengalaman hidup atau pengertian ( didikan ) yang sederajat, maka bicaranya akan lebih mudah dimengerti karena visinya berdekatan. Jadi, kalau berbicara pasti akan lebih bersemarak dan menyenangkan sesamanya (asyik pembicaraannya). Tetapi sebaliknya, jika sekelompok orang tersebut tidak mempunyai kesamaan pengalaman hidup ataupun pengertian (didikan) yang tidak sederajat, bisa jadi mereka adu argumentasi sampai mukanya merah bahkan salah-salah saling berhantam - kawan baik berbalik jadi musuh.

Tiap hari bicara dengan orang lain, kalau ada perbedaan pandangan atau pendapat itu wajar-wajar saja, yang dimaksud dengan tukar pikiran dan tukar pengalaman ( menyerap pengalaman ) yaitu pandangan dan pendapat yang tidak sama sebisa mungkin disatukan atau dikaitkan jadi satu, kemudian diambil kelebihannya dan dibuang kekurangannya, supaya dijadikan satu kesamaan atau pandangan yang sama, kontradiksi yang ada dalam hal-hal tersebut, dijadikan satu supaya mencapai penyelesaian yang menyenangkan semua pihak.

Untuk dapat mencapai titik target tertentu, tak lain manusia harus bisa menguasai teknik pembicaraan itu, dan hal ini merupakan sesuatu yang dominan. Di sisi lain, masih ada yang lebih penting lagi, yaitu harus bisa lebih dahulu menghormati partner yang diajak bicara biarpun itu adalah pembicaraan yang ringan atau berat, maupun perdebatan yang sengit atau biasa, semua adalah sama. Menghormati orang lain adalah satu permulaan yang baik untuk menghilangkan benturan-benturan dalam proses perdebatan itu tadi.

Sikap dalam pembicaraan, bisa jadi pendengar yang baik dahulu, itu sudah merupakan penampilan yang sangat menghormati partner bicaranya, anda bisa menghormati dia, dia tentu akan berbalik menghormati anda. Kalau sudah begitu, maka urusan akan lebih mudah diselesaikan. Apabila kedua belah pihak saling berdiri di titik-titik saling menghormati, menciptakan suasana yang sejuk, maka semua persoalan akan lebih mudah didapatkan permufakatan ( kompromi ) bersama, menjadikan partner bicaranya akan lebih mudah menerima apa pendapat dari anda.

Andaikata, dalam pembicaraan atau perdebatan selalu memutuskan pembicaraan orang atau interupsi terus-menerus, itu adalah kurang sopan dan akan dibenci orang lain, Juga tidak akan bisa menangkap pokok pikiran orang yang berbicara sehingga makin berbicara makin hambar atau makin debat makin menyimpang dari pokok pembicaraannya dan biasanya akan diakhiri dengan tidak menyenangkan semua pihak.

Dalam perdebatan atau pembicaraan, andai kata anda tidak bisa menjadi seorang pendengar yang baik, mana mungkin menangkap arah pikiran partner bicaranya? Juga bagaimana bisa menyalurkan pendapat anda padanya? Meskipun waktu itu konsep anda sangat indah, juga tidak akan mendapat simpati orang lain apalagi diterimanya. Keadaan bisa menjadi begitu buruk, penyebabnya adalah anda selalu merebut bicara terus dan tidak memberi kesempatan pada orang lain untuk berbicara, juga tidak tenang mendengar pendapat orang lain.

Kesimpulan akhir: Bila berdebat atau berbicara harus bisa menjadi pendengar yang baik dulu supaya partner bicara bisa lebih mudah menerima pengaruh atau inspirasi atau argumentasi anda, guna menghindari benturan-benturan atau gesekan-gesekan yang sama-sama tidak diinginkan.

No comments:

Post a Comment