Sunday, January 10, 2010

JALAN PANJANG YANG BELUM BERAKHIR

Malam tahun baru 2010 tidaklah terasa ada sesuatu yang spesial bagi Dani. Hanya saja mungkin Dani sedikit ingin menikmasi suasana ramainya kota jakarta dan bekasi. Sore itu 31 desember 2009 Dani masih dirumah kontrakannya. Dani hanya menikmati siaran televisi yang gegap gempita dengan meriahnya taun baru. Sebagian televisi masih mengulas in memoriam almarhum mantan presiden RI ke IV Abdurahman wahid yang meninggal beberapa hari yang lalu.

Dilihatnya dipojokan kasur tempat tidur Dani ternyata hape meyala. Dia menoleh kesana ada gambar aplop di sisi atas layar hape yang menandakan adanya SMS masuk. Segera Dani membuka SMS itu. “bos... mau gak ku kenalin dengan cewe temen istriku . cantik lagi, muslim tapi tidak fanatik?? “ begitu isi SMS yang ada di hapenya yang diterima ternyata dari teman kerjanya. Sebut saja Joko teman kerjanya itu memang beberapa kali diminta oleh Dani untuk mengenalkan dengan cewe yang masih single. Maklum di usia Dani yang sudah 29 tahun, ternyata masih belum memiliki pasangan hidup. Entah kenapa dia. Barangkali masih belum terbuka hatinya terhadap wanita atau barangkali belum ada wanita yang mampu meluluhkan hatinya. Semua hanya Dani yang mengetahuinya.
Dijawabnya SMS itu oleh Dani “ oke, boleh.... orang mana?? “. Selanjutnya percakapan di SMS berlanjut untuk urusan perkenalan yang akan dilakukan oleh Dani. Sesekali terlihat Dani membuka hape dan menelpon temen yang ada di ujung telepon sana.
Kemudian Dani segera menghubungi wanita yang tadi dikenalkan oleh Joko. Percakapan singkat lewat teleponpun dilakukan. Dan terbayang oleh Dani bahwa di ujung sana ada wanita yang mungkin akan dapat mengisi hari-harinya kelak. Tanpa ragu janji untuk main kerumah dengan dalih untuk menjalin silaturahmipun disepakati.
Jumat sore selepas jumatan Dani akan menuju ke alamat yang sudah ditunjukan lewat telepon semalam. Ada sedikit harapan dimata Dani. Apakah ini adalah jalan yang akan ia tempuh guna mengakhiri masa lajangnya???
Dilihat dari sejarah Dani yang beberapa tahun lalu sudah sempat menjalin hubungan dengan seorang wanita tetapi memang Dewi fortuna belum singgah di pihak dia. Beberapa kali pula si wanita yang konon sudah menjalin komitmen untuk hidup bersama dengan Dani ternyata tidak mampu mempertahankan komitmenya. Entah dengan alasan apa. Dan Dani memang telihat sangat kecewa. Apa yang salah dengan dirinya sehingga wanita yang ia cintai ternyata tega ditengah jalan berbalik arah dengan alasan yang sangat banyak, ribuan alasan Dani makan mentah-mentah dan mungkin tidah semua alasan yang ada dapat ditelan dan masuk ke dalam lambung menjadi rasio yang melegakan. Bahkan sebagian besar menjadi duri di lambung yang siap menusuk nusuk dinding lambung sehingga tidak berselera makan dan bahkan menjadinya seperti orang linglung.
Ditunggunya waktu pertemuan dengan wanita yang ternyata berdasarkan kenalan di telepaon semalam dia bernama Dewi. Dewi menunjuk sebuah mall dijakarta untuk pertemuanya itu. Mall kelapa gading. Begitu dia menyebut.
“ mall kelapa gading apa mall artha gading?? Awas jangan salah lho.. itu beda “ kata Dani mengkonfirmasi ke Dewi karena sebenarnya Dani sendiri tidak dan belum pernah tau dimana posisi mall tersebut. Tetapi denga sebuah perjuangan tak apalah toh arah jalan menuju kelapa gading dia sudah mengetahuinya walaupun tidaklah detail.
Terdengar di ujung telepion Dewi menanyakan ke temannya “ eh moll apa?? Kelapa gading apa artha gading?? “ agaknya Dewi-pun sebenarnya masih sangat awam jakarta sehingga ketika ditanya dia terlihat sangat kelimpungan. Dan selang beberapa detik di Dewi menjawad. “mal kelapa gading mas “


Perjalanan

Distaternya sepeda motor butut siang itu. Selepas makan siang dan solat jumat segera mempersiapkan perjalanan ke mall kelapa gading yang sudah disepakati tadi via telepon beberapa waktu yang lalu. Sebenarnya Dani lebih suka pertemuan itu terjadi di rumah saja. Selain mudah juga tidak terkesan anak yang gelamor dengan gegap gempita mall yang penuh dengan kemewahan. Tapi tak apalah ini adalah bagian dari perjuangan segera dia menyepakati saja apa yang di janjikan. Apalagi alasan yang diberikan cukuplah masuk akal. Konon saudara sekampungnya yang sama sama bekerja di jakarta hari itu mengajak Dewi untuk jalan ke mall jadi itung – itung adalah sekalian silaturahmi dengan temanyya dan saya juga dapat memanfaatkanya untuk berkenalan di sana.
Motor dijalankanya pelan ke arah Kelapa Gading. Untungnya sore itu tidak terjadi kemacetan laulintas. Kota kelapa gading sudah di depan mata. Hanya dalam waktu sekitar 40 menit. Disusurinya jalan raya di kota itu. Entah apa nama jalanya tetapi yang jelas dengan bermodal semangat dia meyusuri dengan pelan. Dibacanya satu persatu nama-nama gedung di kota tersebut.
Jauh di depan sebarang kanan sana terlihat sebuah mall dengan tulisan besar “mall kelapa gading “ dengan desain dan arsitektur yang sangat modern. “wah saya harus nyari jalur memutar nih... mall nya ada di seberang kanan jalan “ gumam Dani. Maklum jalan disana masing-masing satu arah dengan adan sebuah kali kecil yang membelah ditengahnya. Dilihatnya sebuah tanda arah putaran. Dia mengambil arah putaran membalik. Tepat didepan lobi utama mall kelapa gading dia berhenti dan bertanya pada sekurity yang sedang bertugas. “boss parkiran motor dimana?? “ maklum memang Dani belum tau dimana parkiran motor untuk mall tersebut sehingga diapun harus memutar otak untuk mendapatnyak informasi dimana letak parkiran motor. Sekurity menjawab dengan sambil menujukan arah yang dimaksuh. “ oh.. bapak ke arah sana terus belok kiri dan belok kiri lagi. Silahkan pak !!“
“terima kasih boss “ Dani menjawab sambil melajukan motornya lagi dengan pelan supaya tidak kebablasan nantinya.
Ditelusurinya arah yang ditunjukan oleh sekurity tadi. Akhirnya ketemu juga parkiran mall kelapa gading. Dia tidak tau sebenarnya perkiran mall tersebut ada berapa sih..?? tapi yang jelas dia mendapatkan parkiran yg letaknya ada di ujung belakang mall. Belakang sebuah apatemen tinggi yang menjulang di depan mata. Mungkin sekitar 15 lantai apartement tersebut.
Setelah motor ia parkirkan dia berjalan mencari dimana pintu masuk mall. Lumayan menyusuri jalan dari perkiran ke mall. Cukup jauh juga sih. Setelah dia masuk ke mall dia segera SMS Dewi. “ aku sudah ada di mall kelapa gading, aku tunggu ya?? “
“ ya mas ini aku baru selesai mandi saya akan datang jam 5 an nanti “
Waduh... masih lama juga si Dewi . Tapi tak apalah. Karena tadi ketika di telpon dia sedang ada tamu jadi kalau ditinggal pergi tidak enak. Jadi nunggu tamunya pulang dulu baru dia nanti cabut ke mall kelapa gading.
Sore itu jam baru menujukan 15.15. janji dengan Dewi sebenarnya adalah jam 15.00 tetapi karena suatu hal dia meralat janjinya akan datang jam 17.00 maklum sedang ada tamu main ke rumahnya, jadi Dani pun memaklumi apa adanya. Yang penting Dani sedang punya waktu dan dia pun bertekad ingin menepati janjinya.
“Cukup lama juga saya harus menunggu “ Dani berkata dalam hati. Berhubung waktu yang masih sangat panjang segera Dani mencari toko buku di Mall tersebut. Gramedia atau Bookstore adalah tempat yang enak bagi Dani untuk menunggu. Sambil membaca-baca buku secara gratis tentunya akan sangat menyenangkan dan tidak membuang waktu begitu saja. Ditemukanya sebuah toko buku. Dani asyik mebolak-balik buku yang ada di etalase. Dibacanyanya sinopsis buku-buku yang ia sukai. Setelah jam 16.00 ternyata perut mulai terasa laper dan lidahpun haus. Lalu dia mengecek dompetnya ternyata masih ada uang yang cukup untuk makan sore itu. Dia membatalkan acara mencari ATM. Dicarinya Pizza huts. Sebenarnya Dani tidak begitu suka dengan menu menu asing tetapi menu pribumi dan masakan jawa ternyata ribet cara mendapatkannya. Di mall kelapa gading untuk makan masakan di stand stand makanan yang tersedia ternyata harus menjadi member terlebih dahulu. Dan tentunya harus memberikan deposit yang cukup sebagai syarat menjadi member. Dani tidak suka itu apalagi dia main ke mall kelapa gading mungkin hanya sekali ini. Dan tidak tau kapan lagi akan main k tempat yang sama jadi buat apa registrasi sebagai member dan menyetor deposit kalau hanya untuk makan sekali-kalinya itu.
Dipesanya Pizza porsi personal dengan minumal es colla. Sebenarnya pizza pun Dani tidak begitu paham tetapi sejak beberapa tahun yang lalu bosnya di pabrik tempat ia bekerja sering mengadakan makan bersama dengan suguhan pizza Dani merasa pizza cukup cocok masuk di perutnya. Masakan italy yang cocok di perut Dani “Pizza”. Begitu Dani menyebutnya.
Perut sudah kenyang dan waktu sudah menunjukan pukul 16.45. artinya sebantar lagi Dewi harusnya sudah berada di mall tersebut dan perkenalan akan segera terjadi. Dibukanya hape dan segera SMS ke Dewi “ Dewi, aku ada di pizza huts ya.. nanti kalo kamu dah sampai ke mall cari saja aku disitu “.
Setelah berfikir sejenak jangan-jangan disana ada banyak pizza ya.. dari pada nanti si Dewi kesulitan mencarinya maka Dani pun meralat SMS nya. “ Eh, mending kalo kamu udah nyampe SMS aku saja, biar aku yang mencari kamu “.

Dituggunya SMS balesan dari Dewi, lama sekali tidak ada SMS balasan. Danipun mulai panas pantatnya di pizza hut sore itu. Dia segera bangkit dan memanggil pelayan untuk membayar tagihan makannanya. Dan segera keluar dari gerai pizza tersebut. “aku memakai baju coklat, kamu memakai baju apa?? “ dia sekali lagi mengirmkan SMS ke Dewi. Tetapi ternyata tak kunjung ada balasan. Jangan – jangan si Dewi sedang tidak punya pulsa, okelah Dani segera mangankat hapenya dan bermaksud untuk menelpon. Alangkan terkejutnya dia setelah dilihatnya ada SMS balasan yang isinya “ maaf mas, mobil yang kunaiki ternyata jalurnya masuk mall artha gading, kita ketemuan di mall artha gading aja ya....”
Lunglai Dani rasakan... dia diam sesaat, dia merasa perjalanan ke mall kelapa gading yang dia lakukan sia-sia, apalagi dia sudah menunggu disana hampir 2 jam. Karena waktu yang sudah sore dia berfikir apakan pertemuan ini akan ia batalkan saja, toh janji yang telah di buat dari awal ternyata dalam palaksanaanya makin jauh aja. Oh tidak... mungkin Dewi memang masih sangat awam kota jakarta jadi dia hanya nurut sama penunjuk jalannya. Dia mungkin tidak kuasa menolak ajakan temen-temenyua yang telah mengatur acara sore itu. Di balesnya SMS dengan penuh kecewa, tetapi dia berusaha agar rasa kecewa tidak ia tunjukan di SMS. “okelah, karena aku sudah berada di mall kelapa gading aku mau keluar dulu mecari mall artha gading ya.. tapi waktunya aku ga bisa menjanjikan karena aku belum tau posisi mallnya, nanti gampang biar aku yang mencarinya “. Karena belum puas dengan SMS yang tadi dia kirimkan maka Dani pun mengankat teleponya dan menelpon Dewi langsung.
“haloo..assalamualaikum “
“ iya mas, waalakum salam “ jawa Dewi
“posisi kamu lagi dimana ?? sudah masuk mall artha gading ??”
“ sudah mas..” jawab Dewi
“ya sudah, aku yang akan kesitu dah tunggu saja, Cuma waktunya aku tidak mampu menjanjikan “
Dewi pun menambahkan “ maaf ya mas, mobil yang kunaiki masuknya ke mall artha gading “
“ oke ga apa apa “ Dani menjawabnya kembali. Jawaban yang sangat klise. Sebagai budaya dan adat jawa umumnya maka untuk ukuran berhubungan dengan orang yang baru mau dikenallnya maka Dani tidak akan menunjukan rasa kecewanya. Rasa ewuh-pekewuh yang tinggi sebagai budaya ketimuran masih sangat ia junjung penuh. Segera dia berjalan kaki ke parkiran motor yang letaknya ada di belakang mall dan segera menuju ke mall artha gading.

Sambil mengendarai motor dengan pelan Dani menyusuri jalan disekitar kelapa gading dicarinya arah ke sunter. Sebentar dia memandang papan petunjuk jalan dengan harapan ada petunjuk yang jelas supaya perjalanan dapat lebih cepat. Diperempatan jalan dia mulai bingung. “waduh saya mesti belok kemana nih??” terpakas motor dia jalankan ke arah kiri, dia tidak berani berspekulasi lebih jauh. Ditanyanya sesosok pemuda membawa tas hitam di pinggi jalan sana. Dani menyelinap menyalip si pejalan kaki tadi. Kemudian membuka kaca helm.
“permisi mas..” kata Dani.
”iya pak “ jawab sang pemuda tadi.
“ numpang tanya mas, mall artha gading di sebelah mana ya mas?? “ kata Dani langsung ke inti pembicaraan.
“ oh..bapak salah jalur. Gini saja bapak berbalik arah, terus di perempatan sana lurus. Setelah ada pintu tol tersebut bapak berbalik arah dan cari pintu mall disana “ si pemuda menjelaskan dengan gamblang arah ke mall yang ditanyakan Dani tersebut. Setelah mengucapkan terima kasih Dani segera melajukan motornya ke arah yang di tunjuk oleh pemuda tadi.

Sesampainya di mall yang dicarinya tadi dan memarkin kendaraannya Dani segera menelpon Dewi.
Ditanyanya Dewi “posisi kamu lagi dimana??”
Dewi menjawab “ saya di lobi depan mas, dekat pohon natal “
Dani bergegas mencari lbo depan yang dia maksud. Maklum, ternyata lobi yang dia masuki dari parkiran motor adalah lobi belakang jadi dia berfikir mancari lobi depan. Dia memutari ruangan mall yang lebar tersebut. Sesekali ditanya sekurity. Walau dengan wajah yang sok cuek, si sekurity masih mau menjawab pertanyaan Dani. Yah.. dapat dimaklumi seorang sekurity mungkin akan tidak berantusias untuk menjawab pertanyaan Dani karena memang perawakan Dani yang pribumi banget. Kulit sawo matang, mata belo, pakaian yang seadanya dan mimik khas orang pribumi indonesia pada umumnya. Barangkali si sekurity akan menjawab dengan antusias dan penuh semangan jikalau si penanya kelihatan lebih rapi, bersih, dan mungkin terlihat gelamournya.
Labi depan sudah didepan mata, tetapi dia tidak melihat adanya wanita yang sedang menunggu seseaorang. Kemudian diangkatnya telepon kembali untuk menanyakan pakaian apa yang sedang digunakan oleh si Dewi. Sweeter warna pink dengan jilbab hitam disebutkan oleh Dewi di ujung telepon sana. Dengan sedikit deg-degan Dani melaju berjalan dengan cepat dan matanya yang menyapu semua isi ruangan mencari wanita sesuai ciri-ciri yang disebutkan tadi.
Walau dengan penampilan seadanya Dani terlihat sangat percaya diri. Karena memang beberapa bulan yang lalu, atasanya di tempat dia bekerja sering memotifasi Dani untuk menjadi orang yang percaya diri. Dani ingat betul rumusan untuk percaya diri, yah... terima diri adalah kuncinya. Dengan kondisi apapun kita tidak boleh tidak percaya diri asalkan sesuatu yang kita jalani adalah hal yang positif. Dan berdasar pengalaman hasil Dani dikenalkan dengan wanita memang si wanita sering merasa cocok dengan Dani. Walau dipertengahan jalan sering hubungan menjadi tidak berlanjut. Dani juga buka type orang yang suka mengobral janji. Mengobral kata cinta didepan wanita. Dani lebih suka membuat dan memposisikan diri apa adanya. Dan pernah dia dikenalkan dengan cewe dari jakarta keturunan blasteran sunda-jawa. Hubungan persahabatan berjalan lebih dari sebulan. Tetapi sifat agresif si-cewe tadi agaknya menyebabkan Dani kurang bersimpati. Mungkin saking ngebetnya si cewe tadi sampai-sampai berulah dengan berlagak marah ketika Dani tidak mau mampir terlalu lama dirumah si cewe tadi. Sepulang menjeput dari tempat kerjanya Dani langsung ngacir pulang. Padahal mungkin si cewe bener-bener kepengin mendapat tembakan kata cinta dari si Dani. Alhasil si cewe tadi entah ngomong apa dan menyebabkan teman yang mengenalkan ke Dani menjadi ikutan marah-marah tidak jelas. Itikad Dani untuk klarifikasi masalah tidak disepakati oleh temen Dani yang mengenalkan itu. Hal ini sebenarnya juga sedikit dikhawatirkan oleh Dani dalam perkenalan kali ini. Tetapi memang resiko hasus berani diambil untuk dapat mencapai sesuatu.

Di depan lobi

Disapunya pandangan Dani ke seluruh ruangan di area lobi mall tersebut, sesekali dia mencurigai seorang wanita yang dia anggap Dewi. Ternyata beberapa kali juga dia salah karena cirinya tidak sesuai dengan yang di jelaskan via telepon. Di ambilnya hape dan dia mencobab menelepon untuk menghubungi Dewi. Sambil bertelepon mata Dani tetap nanar menyapu sudut-sudut ruangan. Oh ternyata dia....
Di ujung sebelah sana, terlihat wanita memakai sweater berwarna pink dan berjilbab hitam. Dihampirinya wanita iti sambil melambaikan tangannya. Si wanita tersebut juga membalas lambaian tangan Dani. Semakin dekat dihampirinya wanita tersebut dan mereka sekarang sudah saling berhadapan.
Dalam irama yang sangat cepat kepala Dani berfikir. Dicoba dibandingkan sesosok Dewi dalam bayanganya dengan seseorang yang ada di depanyya. Diterjemahkannya sesosok Dewi yang dilukiskan berdasarkan cerita temanya, yah Joko telah mencoba melukiskan seorang Dewi dengan kata-katanya. Dan inilah lukisan asli yang ada di depannya. Oh seperti ini ya Dewi. Dipelajarinya bahasa tubuh Dewi dan gelagatnya sambil mengulurkan tanganya untuk berkenalan.
“kamu Dewi??” kata Dani
“iya mas “ sahutnya
Dewi pun menambahkan “ oh iya ini temen saya mas, temen dari kampung dan masih sepupu saya...

Sambil berkenalan saat itu, Dani juga berusaha mengamati tingkah laku si wanita yang konon bernama Dewi tersebut. Ada perasaan campur aduk yang bergemuruh di dada Dani. Rasa bersalah, rasa berdosa, rasa kesel, rasa capek dan entah apa lagi namanya. Dani tidak mampu menjelaskan dengan kata-kata. Sambil bertanya dalam hati, apakah ini yang disebut cantik menurut cerita temen saya??.yah.. Joko mengatakan Dani adalah cantik. Ditatapnya wajah Dewi dengan pelan dan dipahaminya betul. Apakah ini adalah calon pasangan hidup dia?? Hatinya terus berguncang hebat. Mudah-mudahan Dewi tidak mengetahui apa isi Dani kala itu. Dani berusaha mengkamaflasekan isi hatinya dengan mencoba membuka obrolan yang membuka suasana. Tetapi bibir adalah bibir, keceriaan di bibir yang yang ia tunjukan ke Dewi sebagai kesan pertama perkenalan itu mungkin tidak seperti kondisi hatinya yang sedang tidah menentu. Sesekali dia juga mengajak eka ngobrol. Yah, eka adalah temen Dewi yang di ajaknya untuk menemani main ke mall artha gading sore itu. Dewi terlihat menelpon temenya yang lain. Tidak lama kemudian munculah sepasanga muda-mudi. Mungkin dia adalah sepasang muda-mudi yang sedang berpacaran. Terlihat mesra sekali. Dani hanya merasa risih melihatnya tetapi inilah yang sedang dia hadapi sore itu. Dewipun mengenalkan cowo tersebut, ternyata dia adalah sepupu Dewi di kampung tempat kelahirannya dan si cewe satunya memang benar adalah pacar dari sepupu Dewi. Dan konon mereka adalah berasal dari daerah yang sama.

Perasaan Dani yang sedang ngalor-ngidul tidak menentu ternyata semakin dahsyat saja, mungkin penampilan secara fisik tidaklah demikian. Baik Dewi, eka maupun yang lain mungkin tidak akan melihat goncangan tersebut. Yang dirasakan Dani seperti merasa berdosa, merasa bersalah, merasa ini tidak adil, merasa ini .....?????dan seterusnya,,, dan seterurnya,,,,,,

Seandainya Dani akan mengatakan dia merasa tidak cocok dengan si Dewi, kalimat apa yang ingin dia sampaikan ke Joko nantinya. Itu adalah hal utama yang sedang terfikir oleh Dani. Jangan-jangan Joko juga akan menganggap Dani adalah sesosok laki laki yang terlalu memilih. Tetapi benar adanya, rasa bersalah Dani berasal dari kesan pertama Dani yang merasa tidak cocok. Bukan dalam artian fisik tetapi memang semuanya akan sulit bagi Dani untuk menterjemahkan dengan kata-kata. Si Dewi memang berkuit putih dan berjilbab. tetapi entah kesan apa yang di tangkap oleh Dani, dimatanya Dewi tidaklah mempunyai nilai apa-apa. Tidak mempunyai daya tarik yang mempu menyeruap ke hati Dani. Apalagi ketika ditanya tahun kelahiran Dewi mengaku kelahiran tahun 1988, dan itu artiya 8 tahun lebih muda dari Dani. Sedikit berbeda dengan yang diceritakan Joko bahwa cewe yang nanti mau dikenalkan adalah kelahiran tahun 1987. semalam Joko memang mengatakan kalo nanti cewe yang mau dikenalkannya adalah kelahiran tahun 1987. dan Dani memang mempunyai bayangan nantinya pasangan hidupnya usianya jangan berbeda lebih dari 6 tahun. dia ingin meniru keluarganya sendiri dimana usia ibu dan bapaknya yang memang terpaut 6 tahun. bapak lebih tua.
Ditambah lagi ajakan sepupu Dewi untuk nonton bioskop. Membuat bayangannya terhadap Dewi semakin jauh saja dari idealisme yang ia inginkan. Wanita yang ia inginkan adalah wanita yang tidak gelamour. Sederhana saja seperti kehidupan Dani sekarang. Bagi Dani kehidupuan di bioskop adalah milik mereka yang gelamour. Walau tidak diingkar Dani juga pernah nonnton bioskop. Tetapi untuk ukuran dengan orang yang baru ia kenal, .... tidak ... tidak......ini bukan budayaku.
Apakah karena memang sudah terlanjur tidak suka sehingga semua tentang Dewi menjadi tidak menyenangkan?? Padalahal tadi untuk mencari mall dia melakukanya dengan susah payah. Perjuangan yang begitu hebat apakah akan berahir dengan kegagalan??

Yah... selepas semua berlalu Danipun pulang. Di rumah dia tidak mampu lagi menyembunyikan rasa yang bercampur aduk tersebut. Sambutan adiknya yang ngeledek dengan kalimat “asik nih yang abis ketemuan ama cewe... “ spontan Dani yang sudah mengakumulasi emosinya dari tadi mengambil hape yang tidak bersalah dan dibantingnya hape tersebut... "prang..!!!!!!!!!!!!!"
Adiknya yang keget... “ ada apa sih mas????? “




Bekasi januari 2010

2 comments: